www.domainesia.com

Pandangan Islam Tentang Penyakit Mental

Mari kita sedikit menilik sejarah.

Pada masa ketika Islam belum turun di jazirah Arab, gangguan kejiwaan dianggap sebagai sebuah hal yang terjadi dikarenakan adanya roh roh jahat atau mahluk halus yang merasuki diri seseorang.

Ketika Islam sudah turun, cara berfikir ini agaknya sedikit berubah. Orang Arab banyak yang menganggap bahwa gangguan kejiawaan muncul karena adanya al jin yang merasuki seseorang. Namun demikian, pembicaraan terkait hal ini nampaknya cukup menarik mengingat bahwasannya makna penggunaan kata “Al Jin” ini sebenarnya bukanlah sungguh sungguh makhluk halus yang merasuki jiwa tersebut, melainkan hanya sebuah label atau simbol yang digunakan untuk menjelaskan mekanisme rasional dari proses terjadinya psikosis.


Pada masa kekhalifahan Abu-Jaafar Al-Mansour, sekitar abad ke 7, perkembangan ilmu kedokteran maju dengan pesat. Banyak rumah sakit dibangun melalui tanah wakaf orang orang yang kaya dan mampu. Rumah sakit pertama yang dibangun ditemukan terletak berada di baghdad, iraq, sekitar tahun 705 masehi. Menariknya, rumah sakit merupakan sebuah institusi yang berjalan secara sekuler kala itu. Semua orang dari berbagai kalangan bisa berobat dan menjadi tenaga medis disana. Tidak jarang pula ada banyak dokter yang memiliki latar belakang sebagai orang nasrani dan yahudi yang bekerja disana.

Proses penanganan pada orang yang memiliki gangguan kejiwaan dilakukan dengan cara terhormat. Orang orang yang memiliki gangguan kejiwaan (Al Majnoon) dirawat dengan penuh empati. Berbagai obat obatan herbal, psikoterapi, dan bahkan musik, digunakan dalam proses treatment yang diberikan. Selain itu, bukti catatan sejarah tidak menunjukkan bahwa ada hukuman fisik dan pemasungan dilakukan oleh para dokter maupun perawat.


Dalam menelaah fenomena gangguan mental ini, setidaknya ada tiga pendekatan yang biasanya digunakan; (1) Pendekatan organik yang menekankan pada penjelasan biologis dari munculnya gangguan mental, (2) Pendekatan psikologis yang menekankan pada dinamika intrapersonal dan konflik dalam diri, serta (3) Pendekatan mistis yang menekankan pada penjelasan yang bersifat supranatural. Ketiga pendekatan ini pun berkembang secara dinamis dan seimbang dalam proses pengembangan keilmuan dalam islam.

*

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
DomaiNesia
DomaiNesia