PERMASALAHAN Sampah di Kabupaten Bekasi, salah satunya adalah mulai overload-nya Tem[St Pembuangan Akhir (TPA) satu-satunya milik Pemerintah Kabuaten (Pemkab) Bekasi di Burangkeng, Setu.
Selain dari rumah tangga dan Industri, pasar-pasar tradisional juga menjadi penyumbang sampah yang cukup besar. Overloadnya TPA Sampah di Burangkeng itu sangat dirasakan para pdedagang dan UPTD Pasar di Kabupaten Bekasi.
Karenanya perlu ada terobosan bagaimana mengatasi masalah persampahan tersebut- Rencana Pemkab Bekasi akan merealisasikan pembangkit listrik tenaga sampah dengan menggandeng swasta, mudah-mudahan segera terwujud.
Bupati Bekasi Hj Neneng Hasanah Yasin, kepada wartawan mengatakan, sudah ada swasta atau investor yang akan menjadi operator Pembangkit listrik dari sampah yang akan dibangun Pemkab Bekasi tidak jauh dari Tempat Pambuangan Akhir (TPA) Burangkeng.
Kepala Bidang Keberishan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bekasi , Drs Dodi Agus Supriyanto, kepada bekasikab.go.id mengatakan, kawasan sampah seluas11 hektare itu nantinya dikelola dengan teknologi modern untuk mengubah gas methana menjadi energi listrik.
Nanun begitu, pembangunan proyek listrik sampah kini masih terkendala luas lahan TPA yang sempit. Bupati Neneng mengaku sedang mengupayakan agar lahan di sekitar TPA yang masih kosong masuk dalam rencana perluasan TPA.
“Baru setelah itu Pemkab Bekasi bersama investor membangun insfrastruktur listrik sampah. Dengan demikian, masalah sampah di Kabupaten Bekasi bisa secepatnya teratasi,” ungkap bupati.
“Kami berharap teknologi ini segera direalisasikan pada tahun 2016. Jika, industri listrik sampah ini sudah beroperasi, TPA Burangkeng bisa menghasilkan listrik 6-8 MW,” tegas Dodi.